blogku

.

Rabu, 05 Mei 2010

Tuberkulosis Kelenjar Limfe, Bagaimana Mengobatinya?

Kuman mycobacterium tuberkulosis bukan saja menyerang paru-paru sehingga menimbulkan penyakit TB paru dengan berbagai macam gejala yang timbul seperti batuk berdahak, sesak napas dan batuk darah, tetapi juga dapat menyerang berbagai macam organ dan jaringan tubuh, seperti TBC kulit misalnya. Ada berbagai macam TBC kulit, satu diantaranya adalah Skrofuloderma, yaitu terdapat pembesaran kelenjar limfe akibat serangan kuman TBC yang di sebut juga Limfadenitis Tuberkulosa.
Penyakit ini sering terjadi pada 6 bulan pertama setelah terjadi infeksi akibat penyebaran melalui pembuluh Limfe (Limfogen) dan pembuluh darah (Hematogen). TBC tonsil atau TB paru biasanya yang merupakan sumber penyebaran ke kelenjar getah bening di daerah leher yang di sebut pembesaran servikal. Biasanya mengenai beberapa kelenjar sekaligus, di mana kelenjar yang terinfeksi akan membesar dan melekat satu dengan lainnya, dan dapat pula melekat dengan jaringan di sekitarnya seperti kulit dan otot.
Kelenjar yang membesar tadi lama-lama akan melunak dan akhirnya pecah membentuk fistel tempat keluarnya nanah dan jaringan mati. Muara fisel ini lama-kelamaan akan membesar, berupa ulkus dengan sifat-sifat yang khas yaitu bentuknya tidak beraturan, dindingnya bergaung dan sekitarnya berwarna merah kebiruan. Setelah beberapa lama, ulkus tadi dapat semkbuh spontan dengan terbentuknya jaringan kulit yang jelek dan tidak rata (sikatrik) dan suatu saat akan timbul lagi perlunakan kelenjar di sekitarnya, terbentuk fistel, dan seterusnya seperti tadi.
Yang khas pada pembesaran kelenjar Limfe ini adalah tidak adanya rasa sakit, sehingga sering penderitanya malah tidak tahu kalau kelenjar limfenya membesar. Sering pembesaran terjadi pada kedua sisi, kiri maupun kanan, walaupun biasanya sisi yang satu lebih besar dari sisi yang lain. Pembesaran kelenjar Limfe ini tidak selalu di leher, tetapi juga bisa di ketiak, lipat paha atau di rahang bawah.
Pengobatannya sama dengan TB paru, demikian juga dengan lamanya makan obat. Bila terjadi abses yang di sertai infeksi sekunder tentunya di perlukan antibiotika. Kadang-kadang di perlukan operasi untuk mengeluarkan kelenjar yang membesar. Pengobatan yang tidak teratur akan menyebabkan penyakitnya tidak kujung sembuh dan menjadi kronis dimana seringnya terjadi fistel dan ulkus baru.
Bagi yang alergi dengan obat-obat tuberkulosis seperti Etambutol, INH, Rifampicin, dan sebagainya atau mungkin tiada dana untuk membeli obat-obat tersebut, masih ada cara lain untuk mencari kesembuhan seperti dengan tanaman obat misalnya.
Ada banyak tanaman obat yang berkhasiat untuk pengobatan penyakit TBC kelenjar seperti Brojo Lintang. Beberapa diantaranya akan kami ulang seperti:
• 15-30 gr daun Nanas Kerang ( Rhoeo discolor (L.Her) Hance ) di godok di minum.

• Ekstrak daun dan batang Beluntas ( Pluchea Indica (L.) Less ) di tambah ekstrak gelatin dari kulit sapi dan Rumput Laut ( Laminaria Japonca ) di tim sampai lunak, dimakan.

• 30-60 gr batang dan akar segar atau seluruh tumbuhan Bayam Duri ( Amaranthus Spinosus L.) setelah di cuci bersih di godok dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, tambahkan air secukupnya, diminum.
Bunga Ros, Brojo lintang, dan beberapa tanaman lainnya dapat di gunakan untuk pengobatan penyakit ini. Tentunya tidak bisa satu dua kali minum, tetapi rutin di lakukan setiap hari. Brojo lintang yang nama latinnya nya Belamcanda Chinensis (L.) DC. Dan termasuk suku Iridaceae banyak di temukan sebagai tanaman hias di halaman rumah, taman-taman bahkan sering di temukan di tanam di kuburan. Tanaman ini oleh orang sunda disebut Jamaka atau Suliga dan di jawa disebut Semprit atau Wordi.
Tanaman yang mempunyai rasa pahit, sejuk dan agak beracun ini di dalam tubuh masuk ke dalam meredian paru-paru, hati dan limpa serta berkhasiat menurunkan panas, melancarkan peredaran darah, anti toksik, peluruh dahak, antibiotik dan pencahar. Akar atau seluruh tanaman dapat digunakan seperti sakit tenggorokan, TBC kelenjar, tidak datang haid, sembelit, sakit pinggang, digigit ular atau anjing, radang kulit, malaria atau gondongan. (Adriansyah, Akp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar