blogku

.

Rabu, 05 Mei 2010

Minat Membaca Masyarakat Gampong Paya Bujok Seuleumak Di Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa Tahun 2009

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kita tentu mengetahui bahwa membaca adalah kegiatan sarat manfaat. Karena itulah kemudian muncul slogan-slogan seperti buku jendela dunia, banyak baca banyak tahu, Baca-baca dan baca, dan lain-lain. Bahkan Barbara Tuchman (1989) pernah berkata bahwa, Buku adalah “Pengusung peradaban. Tanpa buku sejarah diam, Sastra bungkam, sains lumpuh, Pemikiran macet, buku adalah mesin perubahan, jendela dunia, mercusuar yang dipancangkan di samudera waktu”.

Pernyataan ini tentu tidak salah karena pada abad XIII buku-buku di seluruh perpustakaan di Baghdad dibakar termasuk buku-buku pemikiran Islam. Sejak itulah masa kejayaan Islam menjadi surut. Kemudian, muncullah pernyataan bahwa jika ingin mengubah peradaban suatu bangsa, maka bakarlah semua buku dan gantilah dengan buku-buku baru yang sesuai peradaban yang ingin dibangun. Itulah manfaat besar buku secara umum.
Secara khusus, Jordan E. Ayan pernah menyatakan dalam bukunya yang berjudul Bengkel Kreativitas (1997:27), bahwa membaca memiliki dampak positif bagi perkembangan kecerdasan, yaitu:
1) Mempertinggi kecerdasan verbal/linguistik, karena dengan banyak membaca akan memperkaya kosakata,
2) Meningkatkan kecerdasan matematis-logis dengan memaksa kita menalar, mengurutkan dengan teratur dan berpikir logis untuk dapat mengikuti jalan cerita atau memecahkan suatu misteri,
3) Mengembangkan kecerdasan intrapersonal dengan mendesak kita merenungkan kehidupan dan mempertimbangkan kembali keputusan akan cita-cita hidup, dan
4) Membaca dapat memicu imajinasi dengan mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi dan karakternya.

Manfaat membaca buku yang lain adalah membentuk karakter dan kepribadian, Karena itulah kemudian sering kita mendengar pernyataan bahwa apa yang kita baca sekarang, seperti itulah kita 20 tahun mendatang. Bahkan novel-novel sastra, komik, dan buku-buku fiksi secara tidak langsung dapat mengubah karakter kita, sesuai dengan image yang ada dalam buku tersebut.
Dalam buku yang sama, Jordan E. Ayan (1997:28) juga menyebutkan bahwa, “Televisi masih amat ketinggalan dibandingkan dengan buku”. Selain itu Joseph Brodsky, peraih Nobel Sastra tahun 1987, pernah menyatakan bahwa “Salah satu dari kejahatan yang lebih buruk dari pada membakar buku adalah tidak membaca buku. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa bangsa yang buruk dan siap menghadapi kehancuran peradaban adalah bangsa yang tidak gemar membaca”.
Perpustakaan merupakan salah satu di antara sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka bacaan. Berbeda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari secara klasikal di sekolah, perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang secara individual dapat digeluti oleh peminatnya masing-masing. Tersedianya beraneka bahan pustaka memungkinkan tiap orang memilih apa yang sesuai dengan minat dan kepentingannya, dan kalau warga masyarakat itu masing-masing menambah pengetahuannya melalui pustaka pilihannya, maka akhirnya merata pula peningkatan taraf kecerdasan masyarakat itu. Kalau kita sepakat bahwa perbaikan mutu perikehidupan suatu masyarakat ditentukan oleh meningkatnya taraf kecerdasan warganya, maka kehadiran perpustakaan dalam suatu lingkungan kemasyarakatan niscaya turut berpengaruh terhadap teratasinya kondisi ketertinggalan masyarakat yang bersangkutan.
Perpustakaan merupakan fasilitas atau tempat yang menyediakan sarana bahan bacaan. Pemakai perpustakaan adalah masyarakat umum. Perpustakaan yang berada ditengah-tengah masyarakat mempunyai tujuan dan fungsi yang bermacam-macam, diantaranya adalah sebagai sarana pendidikan dan bahkan sering disebut sebagai ”Universitas Masyarakat”. Belajar diperpustakaan merupakan suatu bentuk belajar melalui pengalaman. Belajar melalui pengalaman sering timbul karena adanya ketidakpuasan akan informasi yang diperoleh. Untuk mencapai suatu tingkat kepuasan akan pemahaman suatu informasi dibutuhkan suatu cara belajar yang kreatif agar tercapai suatu cara belajar yang efektif.
Produk belajar yang kreatif pada akhirnya adalah suatu pengembangan pembawaan dan penggunaan akal budi secara penuh dari masyarakat yang lambat laun melalui membaca menyadari bahwa salah satu potensi yang dimilikinya harus dikembangkan untuk mencapai suatu hasil belajar. Sejalan dengan kedudukan perpustakaan itu sendiri maka terdapat implikasi lebih jauh bahwa perpustakaan sebagai tempat untuk mengembangkan proses belajar melalui membaca yang bermanfaat bagi masyarakat.
Fungsi perpustakaan menjadi berkembang sebagai tempat pemupuk minat baca. Fungsi perpustakaan bagi masyarakat adalah untuk memperdalam dan menelusuri berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya. Penguasaan konsep dasar yang baik memudahkan masyarakat untuk mengaplikasikan ilmunya pada situasi dan kondisi yang lebih berkembang yang akhirnya masyarakat akan memiliki inisiatif, daya kreatif, sikap kritis, rasional, dan objektif. Fungsi perpustakaan bagi masyarakat lainnya adalah untuk meningkatkan apresiasi seni dan sastra serta seni budaya lainnya melalui cara membaca di perpustakaan.

Kemampuan membaca merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh masyarakat yang sedang belajar. Salah satu tujuan belajar adalah mengakumulasi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan pada umumnya dihimpun, dicetak, dan dilestarikan dalam media cetak. Media cetak berfungsi sebagai individu kalau individu tersebut dapat membaca.

Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. Minat mengandung arti keinginan memperhatikan atau melakukan sesuatu. Minat juga berarti sesuatu yang disenangi tanpa terikat atau terpaksa. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu”.

Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Yang dimaksud dengan kepandaian membaca tidak hanya menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar, dan angka-angka saja, akan tetapi yang lebih luas daripada itu ialah kemampuan seseorang untuk dapat memahami makna dari sesuatu yang dibacanya.

Karena itulah membaca merupakan kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif. Fungsi dari membaca itu sendiri adalah dapat membuka cakrawala pengetahuan menjadi lebih luas, pengetahuan kita menjadi bertambah banyak sehingga menjadi manusia yang tidak picik.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengangkat judul : ”Minat Membaca Masyarakat Gampong Paya Bujok Seuleumak Di Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa Tahun 2009”.

1.2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu dapat mengetahui :
1.2.1. Adakah minat membaca masyarakat Gampong Paya Bujok Seuleumak di Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa Tahun 2009?
1.2.2. Sejauh mana minat membaca masyarakat Gampong Paya Bujok Seuleumak di Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa Tahun 2009?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana minat membaca masyarakat Gampong Paya Bujok Seuleumak di Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa Tahun 2009.
1.3.2. Untuk mengetahui sejauh mana minat membaca masyarakat Gampong Paya Bujok Seuleumak di Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa Tahun 2009.

1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1. Bagi penulis sendiri selain dapat mengetahui bagaimana minat membaca masyarakat Gampong Paya Bujok Seuleumak di Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa Tahun 2009 juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan sebuah penelitian.
1.4.2. Bagi masyarakat yaitu dapat mengetahui arti pentingnya meningkatkan budaya membaca serta mengetahui peran dan fungsi perpustakaan.

1.5. Anggapan Dasar
Yang menjadi anggapan dasar bagi penulis dalam penelitan ini adalah sebagai berikut :
1.5.1. Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa merupakan salah satu tempat yang menyediakan sarana buku bacaan bagi masyarakat Gampong Paya Beujok Seuleumak.
1.5.2. Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa sangat besar peranannya dalam meningkatkan budaya gemar membaca bagi masyarakat Gampong Paya Beujok Seuleumak.

1.6. Hipotesis
Dari anggapan dasar diatas penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
1.6.1. Hipotesis Nihil (Ho)
Tidak ada minat membaca Masyarakat Gampong Paya Beujok Seuleumak di Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa Tahun 2009.
1.6.2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada minat membaca Masyarakat Gampong Paya Beujok Seuleumak di Pustaka Aceh Foundation Community and Education (AFCE) Kota Langsa Tahun 2009.


SUMBER : Dari Berbagai Sumber dalam dan luar Negeri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar