9 Jumadil Akhir 1409/17 Januari 1989 dengan usia 58 tahun. Jenazahnya dikebumikan di komplek putra dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga Kabuapten Bireuen.
PENDIDIKAN
Abon mulai belajar pada pendidikan formal pada tahun 1937, Abon memasuki Sekolah Rakyat (SR) dan menamatkan pendidikan dasarnya pada tahun 1944. Dari tahun 1944 beliau belajar pada orang tuanya selama 2 tahun, kebetulan ayahandanya merupakan salah seorang pendiri Dayah Darul `Atiq Jeunieb sehingga Abon dari masa kecilnya sudah mulai belajar ilmu pendidikan agama di Dayah tersebut. Pada tahun 1946 beliau pindah belajar ke Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga yang pada waktu itu dipimpin oleh Tgk. H. Hanafiah (Teungku Abi) lebih kurang selama 2 tahun. Pada tahun 1948 Abon melanjutkan pendidikannya ke salah satu dayah yang dipimpin oleh teungku Ben (teungku Tanjongan) di Matangkuli Kabupaten Aceh Utara. Di dayah ini Abon belajar pada Teungku Idris Tanjongan sampai dengan tahun 1949, dan pada tahun tersebut beliau kembali lagi ke Dayah LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk mengabdikan diri menjadi guru di dayah tersebut. Setelah beliau mengabdi menjadi guru beberapa tahun, pada tahun 1951 Abon melanjutkan pendidikannya ke Dayah Darussalam Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan yang dipimpin oleh Almarhum Teungku Syeikh Muhammad Wali Al-Khalidi yang lebih dikenal dengan panggilan Abuya Mudawali. Abon belajar di Dayah Darussalam lebih kurang selama tujuh tahun, dan pada tahun 1958 Abon kembali lagi ke Dayah LPI MUDI Mesjid Raya samalanga untuk mengembangkan ilmunya.
PENGARUHNYA
Abon `Aziz Samalanga merupakan salah satu ulama yang sangat berpengaruh bagi masyarakat Aceh. Salah satu perannya adalah, Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya (MUDI Mesra) Samalanga, kabupaten Bireun. Abon Aziz Samalanga memulai karirnya sebagai pimpinan dayah dari tahun 1958 sampai dengan tahun 1989. Semenjak dayah LPI MUDI Mesjid Raya berada dibawah kepemimpinannya, banyak perubahan terjadi didalamnya, terutama menyangkut tentang kurikulum pendidikan yang semula tidak terlalu fokus pada ilmu-ilmu alat (bantu) seperti ilmu manthiq, ushul, bayan, ma`ani dan lain-lain. Akan tetapi kurikulum pendidikan pada masa kepemimpinannya lebih fokus belajar pada ilmu-ilmu alat tersebut, terlebih lagi keahlian Abon yang sangat menonjol adalah dalam bidang ilmu manthiq sehingga Abon digelar dengan Al-Manthiqi. Dalam mengajari muridnya, Abon sangat disiplin dan punya semangat yang luar biasa, bahkan dalam keadaan beliau kurang sehat tetap juga memaksakan dirinya untuk mengajar. Selain mengajar di MUDI Mesra, Abon juga membuka pengajian mingguan di Jeunieb setiap seminggu sekali. Setiap mengajar Abon selalu menghimbau kepada para muridnya untuk selalu belajar dan mengajar (beut-seumubeut) dimana pun mereka berada walaupun hanya sebuah balai di depan rumah. Pesan tersebut telah menjiwai pemikiran murid-muridnya, hal tersebut dapat dilihat dengan begitu banyaknya dayah/balai pengajian yang dipimpin oleh alumni Dayah LPI MUDI Mesjid Raya di berbagai daerah yang ada di Aceh saat ini. Selain aktif melakukan pengajian, Abon Aziz juga sangat peduli terhadap masalah sosial seperti membangun jalan kebun di Desa Gle Mendong Samalanga dan menggarap sawah yang telah terlantar bertahun-tahun bersama dengan murid-muridnya serta dibantu oleh masyarakat sekitar, yang kesemuanya beliau lakukan untuk hidupnya perekonomian masyarakat. Dibidang politik, Abon juga pernah berpartisipasi memberi dukungan kepada partai politik, seperti partai PERTI, alasan Abon memilih partai tersebut karena dilatar belakangi atas faham ahlussunnah waljama`ah.
REFERENSI :
Furqan Ar-Rasyid, 2011, Tgk. H. Abdul Aziz Bin Shaleh (Abon..Samalanga),..(Online),..http://vhourkhanrasheed.blogspot.com/2011/07/tgk-h-abdul-aziz-bin-shaleh-abon.html,..di- akses 11 Oktober 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar